KEBUDAYAAN JEPANG
Jepang
yang mempunyai kebudayaan yang unik membuat Negara bunga sakura itu
banyak di kenal masyarakat dunia salah satunya Indonesia, kebudayaan
jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan
misalkan perayaan hanami, di karenakan masyarakat jepang mencintai
kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya. Orang jepang mau memakai
pakean seberat dan setebal kimono untuk sekedar menghadiri upacara
resepsi pernikahan, sekarang kita tau bagaimana cintanya warga jepang
pada kebudayaannya sendiri. Adakalanya kita perlu mengetahui seperti apa
kebudayaan jepang itu, mungkin dengan mengetahui beberapa kebudayaan
jepang kita bisa sedikit meniru cara melestarikan kebudayaannya, mungkin
bisa saja kebudayaan kita tetap terjaga dan tetap di lakukan seperti
kebudayaan jepang.
Orang
Jepang dalam hubungan social biasanya menggunakan bahasa yang halus dan
tidak angkuh. Saat bertemu biasanya membungkukkan badan dan terkadang
juga bersalaman. Pakaian kesukaan orang Jepang adalah kimono. Biasanya
wanita akan memakai kimono di “festifal hari orang dewasa “, saat
hari-hari biasa mereka jarang memakai kimono.
Untuk
pemberian hadiah di acara suka cita, biasanya banyak menggunakan warna
kuning dan putih. Untuk acara duka cita biasanya dengan warna hitam dan
abu-abu. Orang Jepang sangat menyukai kura-kura dan bangau karena
dianggap sebagai symbol panjang umur.
Agama
utama di Jepang adalah Shinto dan Buddha. Orang Jepang sangat banyak
tabu, misalnya mereka tabu warna hijau karena dianggap sebagai warna
yang tidak baik. Selain itu warna ungu juga dianggap sebagai warna yang
melambangkan kesedihan.
Orang
Jepang tabu angka “4” dan “9”. Mereka juga tabu menggunting kuku di
malam hari dan menjemur pakaian atau sesuatu yang dicuci di malam hari.
Saat tidur juga tabu jika kepala menghadap arah utara hal ini
dikarenakan orang yang meninggal di Jepang, biasanya kepalanya
dihadapkan ke utara.
Saat makan, orang Jepang tidak memperbolehkan memegang rambut atau pakaian karena dianggap tidak sopan dan kotor.
KEBUDAYAAN TRADISIONAL
Seni pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara l0 ain kabuki, noh, kyogen dan bunraku.

Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami
evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi
kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up
yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk
mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan
suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema
masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang
memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.

Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang.
Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai
(nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya
adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam
warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer.
Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah
tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.
Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang
dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di
sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara
tunggal.

Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16,
merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian
bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik
berdawai tiga).
Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka
yang paling halus di dunia.
Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana
(merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam
bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan
menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang
mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat
halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya
apresiasi terhadap alam.
Seni merangkai bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.


Seni
ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja,
karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat
cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan
ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang
di sekitarnya.
PERAYAAN HANAMI

Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi
Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura.
Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim
semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar
untuk pesta makan- makan di bawah pohon sakura.
Rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di
bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan
makanan khas Jepang, dan lain-lain layaknya pesta kebun. Semuanya
bergembira. Ada kelompok keluarga, ada kelompok perusahaan, organisasi,
sekolah dan lain-lain.
Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina
yang gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para
bangsawanpun kemudian mulai menikmati bunga Ume (plum). Namun pada abad
ke-8 atau awalperiode Heian, obyek bunga yang dinikmati bergeser ke
bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era Jepang dahulu gemar
menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenendi Kyoto. Para
bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani
masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi
untuk menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa
membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan
yang mengakar di seluruh masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai
salah satu kekhasan bangsanya. Khusus di daerah Kansai dan Jepang Barat,
tempat-tempat unggulan untuk ber-hanami adalah Arashiyama di Kyoto,
Yoshino di Nara, taman disekitar OsakaCastle dan Taman Shukugawa di
Nishinomiya, Prefektur Hyogo.
Waktu bunga sakura bermekaran di pohonnya berbeda-beda dari satu daerah
ke daerah lainnya, dimulai dari daerah paling selatan. Tapi rata-rata
mekar dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan
Hokkaido). Dengan demikian pesta memandang dan menikmati sakura juga
berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya. Prakiraan
pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura
(sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi
dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami di
suatu tempat adalah ketika semua pohon sakura yang ada di tempat
tersebut bunganya sudah mekar semua.
Namun akhir-akhir ini tradisi hanami membawa dampak negatif. Banyak
orang Jepang yang mabuk dan angka kecelakaan pun meningkat. Taman pun
menjadi gunung sampah. Di saat hanami kelihatannya kesadaran tertib
buang sampah menjadi luntur. Sayang sekali. Tapi di sisi lain, hanami
seperti sebuah `rehat` singkat dari striknya hidup orang-orang Jepang.
Hanami juga merupakan pembelajaran berharga bagi anak tentang alam dan
tradisi.
Matsuri, Festival Budaya
Matsuri (祭, Matsuri) adalah
kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti
ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian
sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.
Matsuri
diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan
jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja
dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah
Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.
Sebagian
besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan
keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum,
kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan
kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai
ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas
berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan
dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna
upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam
seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai
tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda
tergantung pada daerahnya.
Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau
arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan
nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga
bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis
pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik
khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan
berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.
Sejarah
Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang
berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi
agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai),
persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang
paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang
dilakukan di depan Amano Iwato.
Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk
Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk
didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau
konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu
atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan
bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu
contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam
bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta
umum tidak dibolehkan ikut serta.
Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering
melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan
matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri,
sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.
Tiga matsuri terbesar
* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)
Matsuri yang terkenal sejak dulu
Daerah Tohoku
* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)
Daerah Kanto
* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)
Daerah Chubu
* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan
setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)
Daerah Kinki
* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo,
diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat
keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal
sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka,
bulan Juni-Juli)
Daerah Chugoku dan Shikoku
* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)
Daerah Kyushu
* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)
Pengertian lain
Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara
kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga
dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival
hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang
diadakan oleh universitas).
Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan
pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk
menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan
institusi keagamaan.
Festival dan Matsuri yang lain
* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)
Origami
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.
Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.
Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.
Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.
KEBUDAYAAN MODERN
Cosplay

Cosplay merupakan singkatan dari Costume Play. Salah satu subkultur
Harajuku yang berpakaian ala karakter manga, anime, dan game di Jepang.
Di kawasan Akihabara, Tokyo, bahkan ada cafe Cosplay tempat berkumpul
penggemar style ini.
Bahkan kini event Cosplay juga sudah diapresiasi sampai di luar negeri.
Toko-toko penjual aksesoris Cosplay juga bisa kita temukan di berbagai
daerah modern. Mereka yang berpakaian Cosplay seakan karakter yang
timbul langsung dari Inuyasha, Naruto, Bleach, sampai Final Fantasy.
Anime

nime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang,
yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang
menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang
ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.
Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".
Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas Astro Boy karya Ozamu Tezukapada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat
antusias menonton anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang
dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan
mereka, Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan
beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang
menggiurkan bagi semua orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan
hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan. Pembuat anime itu sendiri
disebut animator.Para
Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah
anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling
bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Tapi
sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut
kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat
para animator enggan untuk bekerja secara professional. Mereka merasa
hal itu tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. Para
animator itu sendiri sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.
Pembajakan
juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan penuh dari
hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang
mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang
menyebarluaskan karya mereka di luar jalur perdagangan resmi (mungkin
gratisan atau dibajak) dengan tujuan untuk lebih memopulerkan hasil
karya mereka.
Tidak
sedikit yang orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai
pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat
berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai
benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan
mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia
lainnya.
Teknologi
CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah
mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap
bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa
lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun
sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena
gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah
keberadaan teknologi HD.
Sumber : http://ivanvirgiawan29.blogspot.co.id/p/jepang.html